WELCOME

Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

If there is a similarity and errors in the content, or written content we apologize and please give your comments and suggestions so that I can fix / repair or we will delete (do not we resume). Thank you for visiting.

Wassalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

Pengikut

Total Tayangan Halaman

My Blog List

Entri Populer

Genesa Bahan Galian 2

Batuan Sedimen : batuan hasil konsolidasi sedimen lepas atau endapan kimiawi atau batuan organik yang terdiri dari sekresi atau sisa tumbuhan dan binatang.
Batuan Sedimen Berdasarkan Pada Cara Terbentuknya :
Batuan sedimen klastik, yaitu yang terbentuk melalui proses perombakan batuan lain yang telah ada sebelumnya. Hasil rombakan itu kemudian mengalami transportasi oleh media air, angin / es dan diendapkan di tempat lain. Endapan tersebut disebut sebagai sedimen. Dgn berjalannya waktu, endapan sedimen mengalami pembatuan atau litifikasi menjadi batuan sedimen.
Syarat terjadinya : adanya bahan penyusun (seperti fragmen batuan/sisa2 cangkang binatang) terjadi pelapukan, tertransportasi (erosi), pengendapan, kompaksi dan sementasi
Contoh batuan : breksi, konglomerat, batupasir, batulempung, rudaceous, arenaseous, argillaceous, arkose.
Batuan sedimen non-klastik, yaitu yang terbentuk melalui proses kimiawi atau biologis di dalam kolom air, tanpa mengalami proses erosi dan pengendapan seperti batuan sedimen klastik.
Syarat terjadinya : mengalami proses kimiawi
Contoh batuan : batugamping, travertine, dolomit, rijang, batubara, anhidrit.

Residual deposit : Badan bijih yang terbentuk akibat perombakan batuan-batuan yang mengandung mineral bijih dengan kadar rendah, kemudian mengalami pelapukan dan pelarutan serta pelindian, dan selanjutnya mengalami pengkayaan relatif hingga mencapai kadar yang ekonomis.

Kategori utama endapan sekunder:
Endapan Sedimenter (Placer) ; Pelapukan mekanis, Memiliki perbedaan berat jenis, Transportasi mekanis (air, angin, laut), Konsentrasi gravitasi.
Endapan Residual/Laterit ; Pelapukan mekanis dan kimiawi, Memiliki perbedaan mobilitas, Pengalami pelindian (leaching), Konsentrasi (residual maupun supergene enrichment.

ENDAPAN SEDIMENTER merupakan endapan-endapan yang terbentuk (terkonsentrasi) oleh proses-proses mekanis, terutama yang terjadi pada mineral-mineral berat (heavy minerals) yang memiliki ketahanan (resistensi) terhadap pelapukan.
�� Kasiterit (SnO2), kromit (FeCr2O4), intan, emas, ilmenit (FeTiO3), magnetit (Fe3O4), monazite [(Ce,La,Nd,Th)PO4], platinum, rutil (TiO2), xenotim [Y(PO4)] dan zirkon (ZrSiO4), serta batu mulia (garnet, ruby, sappire, dll).
Endapan Placer Residual terbentuk di atas batuan asal. Akibat penguraian dan penghancuran secara mekanis �� batuan asal mengalami perombakan �� ukuran butir yang lebih kecil atau halus. Fragmen yang relatif lebih ringan dan mudah larut akan tertransportasi �� konsentrasi mineral berat. Morfologi atau topografi yang relatif datar. Pada topografi miring �� terjadi perpindahan konsentrasi mineral berat (residual) �� endapan eluvial (collovial).

Jalur Mandala Metalogen Indonesia :
1. JALUR NIAS : Dari Asia, P.Simelue, P.Enggano & Selatan Jawa. Berumur Kapur – Tersier Awal. Kemungkinan endapan Mn.
2. JALUR BENGKULU : dari kepulauan Banyak, Selatan Jawa, Nusa Tenggara. Batuannya terdiri dari batuan volkanik & pluton (intermediet). Berumur Kapur Akhir – Tersier. Bagian luar Fe, tengah Au, Ag, & Cu, bagian dalam Cu, Zn, Hg, & Mn.
3. JALUR BARISAN : dari Aceh, Pegunungan Bukit Barisan, Lampung, Bobaris (Meratus). Kandungan mineralnya di Sumatera (batuan asam intermediet) Ag, Au, Pb, & Zn. Di Kalimantan (batuan ultra basa) Au, Ag, & Pt. Di pulau Sebuku pada batuan basa adalah U, Th, Ra dan pada batuan ultra basa adalah Su, Ni & Fe.
4. JALUR BANGKA (MALAYSIA) : dari Malaysia Barat, P.Lingga, P.Singkep, P.Bangka – Belitung. Batuannya asam berumur Paleozoik Akhir – Mesozoik Awal dengan kandungan Sn, Wo, Monasit & Zirkon. Dimungkinkan jalur ini terus ke Malaysia (jalur Kucing) dengan kandungan Fe,Au, Cu, Pb, Zn, Sb & Mc.
5. JALUR SERAWAK – SULU : dari Serawak Utara, Tarakan, Sabah hingga Kepulauan Sulu. Beberapa batuan sedimen & batuan beku asam intermediet yang berumur Miosen Akhir – Tersier Awal. Asosiasi mineralnya adalah Au, Ag, Hg, & Mn.
6. BUSUR BARAT SULAWESI : dari Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan sampai P.Selayar. Umumnya terdiri dari batuan volkanik, pluton asam & intermediet. Mineralisasi pada kala Tersier Awal – Pliosen adalah Au, Ag, U, Pb, Zn, & Mc.
7. JALUR SULAWESI TENGGARA : mencakup daerah Kepulauan Talaud sampai Sulawesi Tenggara. Batuannya ultra basa yang terjadi pada masa Mesozoik Tengah dengan kandungan Ni – Fe Laterit Cr & Mg.
8. JALUR WAIGEO : dari Halmahera Timur, Kepala Burung Utara sampai Papua Utara. Batuannya ultra basa, asam & intermediet dibagian selatan yang terjadi pada Tersier Akhir. Asosiasi mineralnya adalah Cr, Co, Ni, Fe Laterit, Au, & Cu.
9. JALUR TIMOR : berasal dari endapan darat Australia yang bercampur dengan batuan Lempeng Asia pada suatu Palung. Jalur bermula dari Timor, P.Buton pada kala Mesozoik. Asosiasinya Cu (tipe Cyprus atau Hawai) & Mn.
10. JALUR ERTSBERG/JAYA WIJAYA : dari Pegunungan Jaya Wijaya di Papua Tengah berupa batuan ultra basa yang berasosiasi dengan Cr, Co,& Sedikit Ni, Fe laterit. Dibagian Selatan berupa batuan asam sampai intermediet yang mineralisasinya pada Kapur Akhir sampai Tersier Awal & berasosiasi dengan Au & Cu.
11. JALUR SULA : dari Kepulauan Sula, Banggai, Misool, sebagian Papua & Australia Utara. Umumnya berupa batuan sedimen berasal dari daratan Australia. Asosiasi mineralnya berupa endapan placer Au & Mn. Mineralisasi terjadi pada masa Mesozoik Akhir sampai Mesozoik Awal.

0 komentar:

Posting Komentar